Pages

Wednesday, January 1, 2014

ANALISIS VEKTOR




  A.   Besaran-besaran skalar dan vektor
  • Besaran-besaran skalar adalah besaran-besaran fisika atau kimia yang hanya memiliki harga mutlak (harga absolut) dan tidak memiliki arah tertentu.
Contoh besaran skalar :
·         Waktu (t)
·         Temperatur (T)
·         Volume (V)
·         Resistansi (R)
·         Kapasitansi (C)

  • Besaran-besaran vektor adalah besaran-besaran fisika atau disiplin ilmu teknik yang memiliki harga absolut dan arah tertentu.
Contoh besaran vektor :
·         Gaya (F)
·         Kecepatan (v)
·         Percepatan (a)
·         Intensitas medan listrik (E)

Simbol yang biasa digunakan untuk besaran-besaran vektor adalah huruf yang dicetak tebal atau huruf yang dilengkapi dengan tanda anak panah diatasnya. Sebagai contoh,  vektor F ditulis F atau .

Arah vektor ditunjukkan oleh arah vektor satuannya a, yang dilengkapi dengan subskrip huruf yang menjadi simbol besaran vektor tersebut. Sebagai contoh vektor gaya F ditulis F = FaF dimana F adalah harga absolut vektor F, | F |. Di dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, sembarang vektor F dapat ditulis
F = FaF = Fx + Fy + Fz = Fxax + Fyay+Fzaz
Dimana F = harga absolut vektor F.

Uraian tiga dimensi dari vektor satuan aF adalah :
aF = Fx/Fax + Fy/Fay + Fz/Faz = cos aax + cos βay + cos gaz
dimana
a = sudut antara sumbu x dengan vektor satuan aF
β = sudut antara sumbu y dengan vektor satuan aF
g = sudut antara sumbu z dengan vektor satuan aF


Adalah koefisien-koefisien arah disepanjang sumbu x, sumbu y dan sumbu z dari vektor F.



  B.    Aljabar vektor
Aljabar vektor terdiri dari perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor, penjumlahan atau pengurangan dua atau lebih besaran vektor, perkalian titik atau perkalian skalar antara dua besaran vektor, dan perkalian vektor antara dua atau lebih vektor.


Perkalian bilangan skalar dengan vektor
Perkalian bilangan skalar dengan suatu besaran vektor akan menghasilkan sebuah vektor baru, yang arahnya tidak berubah tetapi harga absolut vektor baru tersebut adalah harga vektor sebelumnya dikalikan dengan bilangan skalar tadi.
Perkalian bilangan skalar dengan besaran vektor mengikuti hukum-hukum berikut ini:
      1.    Hukum Asosiatif : (k + l)(A + B) = k(A + B) + l(A + B), k dan l adalah bilangan skalar.
2.   Hukum Distributif : (k + l)(A + B) = kA + kB + lA + lB


Pejumlahan dua vektor atau lebih
Penjumlahan sembarang vektor A dan sembarang vektor B akan menghasilkan vektor baru C yang mengikuti hukum-hukum berikut ini :

     1.    Hukum komutatif

A + B = B + A = C



 
 



 
                                                     

Secara grafik, vektor C  adalah diagonal dari jajaran genjang yang sisi-sisinya adalah vektor A dan vektor B.
Dengan demikian, harga absolut vektor C ditentukan oleh harga absolut vektor A, harga absolut vektor B, dan sudut antara vektor A dan vektor B, dengan demikian harga absolut vektor C akan mengikuti aturan cosinus berikut ini :
C = (A2 +  B2 + 2AB cos q)1/2

      2.    Hukum Asosiatif
(A + B) + C = A + (B + C) = (A + C) + B



Perkalian titik antara dua vektor
Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B akan menghasilkan besaran skalar . Sifat perkalian titik ini mengikuti hukum komutatif :

A . B = B . A = C
   = |A| |B| cos
Dimana adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B.

Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B dalam sistem  koordinat kartesian tiga dimensi adalah

Sehingga sudut antara sembarang vektor A dan sembarang vektor B adalah :




Contoh Soal
Jika diketahui vektor AB = 3ay+ 4ay+ 5ay m dan vektor AC = 2ax + 3ay + 3az m, tentukan luas segitiga ABC 
Solusi
            AB       = harga abolut vektor AB = (32 + 42 + 52 )1/2
                        = 7,07 meter
            AC       = harga abolut vektor AC = (22 + 32 + 32 )1/2
                        = 4,69 meter
            cos   = (3)(2)+(4)(3)+(5)(3) / (7,07)(4,69)
    = 5,73
                        Dengan demikian, kita peroleh
Luas segitiga ABC      =  AB.AC.sin   = AB.AC = ½ .7,07.4,69 sin 5,73
                                    = 1,66 m2


Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Karesian dengan Sistem Koordinasi Silinder
Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Kartesian dengan Sistem Koordinasi Bola
 


Perkalian Silang antara Dua Vektor
Perkalian Silang (cross product) antara dua vektor yang berlainan jenis besaran fisiknya akan menghasilkan vektor baru yang jenis besaran fisiknya juga berbeda. Sebagai contoh, perkalian silang antara vektor momen magnetik m dengan vektor rapat fluks magnetik B akan menghasilkan vektor energi torsi magnetik T. Jika vektor m memiliki satuan ampere meter2 dan vektor rapat fluks magnetik B meiliki satuan tesla (T), maka vektor torsi magnetik memiliki satuan Joule

T = m X B Joule

Perkalian silang antara vektor kecepatan v dari muatan titik Q dengan vektor rapat fluks magnetik B yang serbasama (homogen) menghasilkan vektor gaya Lorenz persatuan muatan. Perkalian silang antara vektor arus listrik I yang mengalir pada kawat lurus sepanjang l dengan vektor rapat fluks B yang serbasama disekitar kawat lurus yang dialiri arus I akan mnghasilkan vektor gaya per satuan panjang, yang juag sering disebut vektor gaya Lorenz persatuan panjang. Vektor momen torsi mekanik T adalah perkalian silang antara vektor jarak r dengan vektor gaya F. Demikian juga, vektor poynting P adalah produk silang antara vektor kuat medan listrik E dengan Vektor kuat medan Magnetik H.  

P = E x H Wm-2

Secara umum, perkalian silang antara sembarang vector A dengan sembarang vector B akan menghasilkan vector C, namun perkalian ini tidak bersifat komutatif, karena

A x B = -B x A = C

Dimana vector C tegak lurus dengan vector A dan juga tegak lurus vector B

C A dan C B

Harga absolute vector C adalah dimana adalah sudut antara vector A dan vector B

Berikut ini adalah perkaian silang antara vector-vektor satuan didalam system koordiant kartesian :
ax x ay = -ay x ax = az 
ay x az = -az x ax = ax 
az x ax = -ax x az = ay

Dengan demikian, perkalian silang antara sembarang vector A dengan vector B didalam system koordinat kartesian tiga dimensi adalah
A x B = ( Axax+ Ayay + Azaz ) x ( Bxax+ Byay + Bzaz )
                        = (AyBz - AzBy )ax + (AzBx – AxBz )ay + (AxBy – AyBx )az
                        = Cxax + Cyay + Czaz


Jadi harga absolut vector C adalah
            C = (A2x + A2y + A2z) ½ (B2x + B2y + B2z) ½ sin
                = ((AyBz – AzBy)2 + (AzBx – AxBz)2 + (AxBy – AyBx)2)1/2                             (1.1)

Dari persamaan (1.1) kita peroleh


Contoh Soal
Muatan titik Q = 50 C bergerak dengan kecepatan v = (3ax + 4ay) m/s didalam vector induksi magnetik yang homogen B = (4ax + 5ay + 5az) mT
Tentukan :
(a)  gaya Lorentz per satuan muatan pada Q
(b)  sudut antara vector v dan B,
(c)  vector gaya, F

Solusi
(a)  F/Q = v B = (3ax + 4ay) (4ax+5ay+5az) 10-3 N/C
                   = (20ax – 15ay –az)  10-3 N/C
(b) = (400 +225 +1 )1/2 10-3 = 25,04.10-3
                 = (32 + 42)1/2 m/s = 5 m/s
                  |B| = (42 + 52 + 52)1/2 .10-3= 8,2.10-3 T
                  Dari hasil diatas kita peroleh
            Maka
= sin -1 (0,7106) = 37,64
(c) F = Q(v x b )
   = 5 x 10 -5 (20ax- 15ay-az) x 10 -3 N
   = (100ax – 75ay­  - 5az) x 10-8 N



  C.    Vektor Jarak
Vektor jarak dari sebuah titik ke titik lain atau vektor jarak dari sebuah titik ke sebuah bidang tertentu penting dipelajari karena kita akan membutuhkannya dalam pemecahan persoalan-persoalan tertentu.

Vektor Jarak dari titik ke titik
Vektor jarak dari sembarang titik A (xA, yA, zA) ke sembarang titik B (xB, yB ,zB ) adalah
                        rAB = (xB-xA)ax + (yB-yA)ay + (zB-zA)az                                                               (1.2)

Sedangkan vektor jarak dari sembarang titik B (xB, yB ,zB ) ke sembarang titik
A (xA, yA, zA) adalah
                        rBA = (xA-xB)ax + (yA-yB)ay + (zA-zB)az                                                           (1.3)

Contoh Soal
Diketahui titik A (1,2,3) m, titik B (4,6,8)m dan titik C (3,3,5) m, Tentukan :
(a). r AB’
(b). rAC’
(c). , sudut antara r AB’ dan rAC’ dan
(d). Luas segitiga ABC.

solusi
(a)  Vektor rAB = (4-1)ax + (16-2)ay + (8-3)az = 3ax + 4ay + 5az;
  = (9+16+25)1/2 =7,05 m
(b)  Vektor rAC = 2ax+ ay + 2az  m; = 3 m
(c)  Sudut antara vektor rAB dan vektor rAC’ , dapat diperoleh  dari penurunan rumus perkalian titik antara vektor rAB dan rAC, yaitu
 
(d)  Luas segitiga ABC =
Vektor Jarak dari Titik ke Bidang
Misalkan kita ingin mengetahui vektor jarak dari sembarang titik P (xp,yp,zp) ke sembarang bidang u: Ax+By+Cz =D, kita memerlukan titik-titik potong antara bidang u dengan sumbu –x, sumbu –y, dan sumbu –z yang secara berturut-turut adalah : D/A, y =D/B, dan z = D/C. Ambil jarak titik asal O ke bidang u =  a, cos = a A/D; cos = a B/D; cos= a C/D.
                          Vektor satuan normal u
                                             (1.4)

Vektor garis  normal N disepanjang aN’, atau vektor jarak bidang u ke titik asal O adalah
Bidang yang melalui titik ( xp, yp, zp) dan sejajar bidang u adalah bidang w.
                        Ax + By +Cz = Axp + Byp + Czp = D’

Dari persamaan(1.4) diperoleh
           
Maka
                                              (1.5)
Atau                                    (1.6)
Kita misalkan adalah jarak dari bidang w ke titik asal O, maka
                    (1.7)
Jadi scalar dari titk P ke bidang u adalah jarak dari bidang w ke bidang u, yaitu atau
                                         

Vektor jarak dari titik P ke bidang u adalah rpu = dan’  maka
(1.9)









0 comments:

Post a Comment